Bahkan meskipun cahaya sangat cepatβsekitar 300.000 kilometer per detik, ia tetap tidak instan.
Jika sebuah bintang sangat jauh, cahayanya bisa butuh miliaran tahun untuk sampai ke kita. Maka, ada bagian dari alam semesta yang terlalu jauh sehingga cahayanya belum mencapai Bumi sama sekali.
Kita hidup di dalam βcakrawala kosmikβ, semacam batas pandang sejauh mana cahaya bisa sampai ke kita sejak Big Bang terjadi.
3. Alam Semesta Terus Mengembang
Inilah bagian yang cukup menakjubkanβalam semesta terus mengembang.
Bukan hanya galaksi yang bergerak menjauh, tapi ruang itu sendiri yang melebar. Akibatnya, cahaya dari objek yang sangat jauh mengalami fenomena yang disebut βredshiftββyaitu cahaya berubah menjadi gelombang yang lebih panjang dan keluar dari spektrum yang bisa dilihat oleh mata manusia.
Dengan kata lain, bintang-bintang itu masih bersinar, tapi cahayanya bergeser menjadi cahaya inframerah atau bahkan gelombang radio yang tidak bisa kita lihat dengan mata telanjang.
Bahkan meskipun cahaya sangat cepatβsekitar 300.000 kilometer per detik, ia tetap tidak instan.
Jika sebuah bintang sangat jauh, cahayanya bisa butuh miliaran tahun untuk sampai ke kita. Maka, ada bagian dari alam semesta yang terlalu jauh sehingga cahayanya belum mencapai Bumi sama sekali.
Kita hidup di dalam βcakrawala kosmikβ, semacam batas pandang sejauh mana cahaya bisa sampai ke kita sejak Big Bang terjadi.
3. Alam Semesta Terus Mengembang
Inilah bagian yang cukup menakjubkanβalam semesta terus mengembang.
Bukan hanya galaksi yang bergerak menjauh, tapi ruang itu sendiri yang melebar. Akibatnya, cahaya dari objek yang sangat jauh mengalami fenomena yang disebut βredshiftββyaitu cahaya berubah menjadi gelombang yang lebih panjang dan keluar dari spektrum yang bisa dilihat oleh mata manusia.
Dengan kata lain, bintang-bintang itu masih bersinar, tapi cahayanya bergeser menjadi cahaya inframerah atau bahkan gelombang radio yang tidak bisa kita lihat dengan mata telanjang.
BY πππππ‘ππ¦ π¦πππ§π£π’π¦π§
Warning: Undefined variable $i in /var/www/tg-me/post.php on line 283
Durov said on his Telegram channel today that the two and a half year blockchain and crypto project has been put to sleep. Ironically, after leaving Russia because the government wanted his encryption keys to his social media firm, Durovβs cryptocurrency idea lost steam because of a U.S. court. βThe technology we created allowed for an open, free, decentralized exchange of value and ideas. TON had the potential to revolutionize how people store and transfer funds and information,β he wrote on his channel. βUnfortunately, a U.S. court stopped TON from happening.β
Telegram and Signal Havens for Right-Wing Extremists
Since the violent storming of Capitol Hill and subsequent ban of former U.S. President Donald Trump from Facebook and Twitter, the removal of Parler from Amazonβs servers, and the de-platforming of incendiary right-wing content, messaging services Telegram and Signal have seen a deluge of new users. In January alone, Telegram reported 90 million new accounts. Its founder, Pavel Durov, described this as βthe largest digital migration in human history.β Signal reportedly doubled its user base to 40 million people and became the most downloaded app in 70 countries. The two services rely on encryption to protect the privacy of user communication, which has made them popular with protesters seeking to conceal their identities against repressive governments in places like Belarus, Hong Kong, and Iran. But the same encryption technology has also made them a favored communication tool for criminals and terrorist groups, including al Qaeda and the Islamic State.